Dieng – Wonosobo,
Pada beberapa semester lalu, saya berkesempatan untuk bertualang ke Gunung Prau. Mulanya sangat terasa aneh dan sangat tidak terbayangkan untuk melakukan pendakian gunung karena saya belum pernah melakukan pendakian sebelumnya. terlebih saya saat itu tidak mengetahui rupa Gunung Prau yang menjadi primadona pendaki pemula, namun setelah mendapat ajakan dari kawan seperjuanganpun saya menjadi bersemangat untuk menelusuri keindahan Gunung 2565 Mdpl ini.
Cerita berawal dari persiapan menuju wonosobo, biasa lah mahasiswa pendaki kumpul dulu di basecamp kost sekitar jam 10.00 lalu bersama – sama beranjak ke wonosobo dan menargetkan untuk sampai di alun – alun wonosobo sekitar pukul 13.00 dan tibalah kami di alun – alun wonosobo, disana ternyata sudah sangat dingin, lebih dingin dari suhu purwokerto.
Kami menepi untuk melakukan sholat zuhur di Masjid Agung Jami Wonosobo. Perjalanan di lanjutkan ke daerah Dieng Plateau disini mulailah wonosobo menunjukkan kemegahan alamnya berupa rentang bukit yang menjulang dan memiliki berbagai gunung yang elok serta rupawan.
berangkat di hari minggu menjadikan perjumpaan dengan pendaki lainnya cukup minim, karena kebanyakan para pendaki melakukan pendakian dari hari sabtu dan kembali ke basecamp Prau pada minggu sore / malam.
Namun hal tersebut tidak menjadikan semangat kami padam. Pada dasarnya memang kami mencari waktu yang cukup lengang untuk melakukan pendakian untuk menghindari berubahnya Gunung menjadi Pasar seperti yang banyak terjadi belakangan ini.
kami akhirnya sampai di Basecamp sekitar jam 14.00 dan memulai pendakian sekitar jam 13.30 dan mencapai puncak Gunung Prau sekitar pukul 17.30 udara sudah sangat dingin dan memaksa untuk segera mendirikan tenda. pada malam hari sekitar jam 20.00 – 21.00 kami putuskan untuk keluar tenda untuk memotret Milky way yang sangat sangat sangat indaaaaaaaaaah!!! untungnya teman seperjuangan saya yaitu Fajar Suryadipraja cukup ahli dalam men setting camera jadi kami dapat mengabadikan momen indah tersebut.
alhamdulillah, kerja keras kami untuk dapat sampai di puncak gunung tidak sia – sia . Cuaca sangat amat bersahabat tanpa awan yang menghalangi dan tidak Hujan. Alhamdulillah.
setelah selesai memotret Milky Way kami tidur dan beristirahat untuk keeskokan hari.
tanpa kami sadari kami terbangun dengan suara – suara yang cukup berisik dari luar tenda, waktu itu sekitar jam 04.30 pagi semua tenda sedang bersiap – siap untuk menyongsong sun rise. dan beginilah tampilan dari sunrise yang kala itu kami nikmati untuk sekitar 20 menit :)))
waktu melanjutkan hakikatnya.
dalam derum jam yang terus bertambah kami melihat keagungan dan kuasa Ilahi berikutnya. kami memandang penampakan gunung prau yang menjulang dengan indahnya dalam nuansa pink memukau dan sedikit banyak sisa – sisa Sun Rise sungguh apik dan mempesona membuat saya sampai saat ini masih mengagumi dan bersyukur kepada Tuhan YME karena telah memberikan kesempatan yang tidak ternilai seperti ini
Zulfikar Tito dengan background Prau .
Bisikan Prau – desir anginnya – semerbak mekarnya bunga prau – dan segala di antaranya adalah hal indah yang wajib di syukuri dalam perjalanan kali ini .
menghantarkanku pada sebuah penghayatan bahwa setiap perjuangan pertama yang dilakukan dapat berbuah manis, dan kasih semesta dengan insan yang menuhankan tuhan tidak akan berbuah pahit. Alhamdulliah.
Help me to grow by Share this on: